AL-QUR’AN SWBAGAI
SALAH SATU DARI SUMBER TASAWUF
A.
Pendahuluan
Tasawuf adalah
satu ajaran dari beberapa ajaran islam. Tasawuf ialah memilih jalan dengan
zuhud, menjauhkan diri dari perhiasan hidup dalam segala bentuknya. Tasawuf itu
adalah bermacam-macam ibadah, wirid dan lapar, berjaga di waktu malam dengan
memperbanyak shalat dan wirid, sehingga lemahlah unsur jasmaniah dalam diri
seseorang dan semakin kuatlah unsur rohaniahnya. Tasawuf dengan kata lain
menundukan jasmani dan rohani dengan jalan disebutkan di atas sebagai usaha
mencapai hakikat kesempurnaan rohani dan mengenal zat Tuhan dengan segala
kesempurnaan-Nya.[1]
Apabila kita
lihat definisi tasawaf di atas, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa tasawuf
itu memiliki tujuan untuk mensucikan jasmani dan rohani dan agar dapat mengenal
Allah dengan cara berpuasa, shalat, dzikir dan lain-lain yang semuanya itu
adalah ajaran islam dan bersumber dari al-Qur’an dan hadits.
Namun, jika
kita baca dan kita dalm berbagai buku tentang tasawuf, kita akan mendapatkan
berbagai pendapat tentang sumber Tasawuf. Ada yang mengatakan bahwa sumber
tasawuf itu berasal dari ajaran Islam (al-Qur’an, hadit dan perbutan shabat)
itu sendiri (faktor internal), ada yang mengatakan bahwa sumbernya berasal dari
ajaran Persia, atau Hindu, atau agama Nashrani atau Filsafat Yunani (Faktor
eksternal). Dan ada yang berpendapat, sumber Tasawuf itu berasal dari semua
itu. Pendapat ini memadukan faktor internal dan faktor ekternal.[2]
B.
Al-Qur’an Sebagai Sumber
Ajaran Tasawuf
Sebelum kita
masuk ke dalam pembahasan tentang ayat-ayat al-Qur’an tentang tasawuf, kami
akan mengemukakan beberapa definisi al-Qur’an menurut beberapa tokoh:
a.
Menurut
Dr. Muhammad Yusuf Musa: al-Qur’an ialah kitab suci yang diturunkan kepada
Muhammad SAW dan disampaikan kepada kita
secara mutawatir.
b.
Menurut
Mahmud Syaltut: sesungguhnya para ulama telah mengetahui bahwa yang dikataka
al-Qur’an ialah lafaz yang berbahasa arab, yang diturunkan kepada Muhammad SAW dan di sampaikan kepada kita secara mutawatir.
c.
Menurut
Tajuddin As-Subki: al-Qur’an ialah lafaz yang diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai mukjizat dan membacanya adalah ibadah.[3]
Sedangkan
menurut istilah ahli Syara’ al-Qur’an ialah wahyu dari Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat bagi beliau, wahyu itu
diturunkan dalam bahasa arab dan disampaikan kepada masyarakat secara
mutawatir, baik dengan lisan maupun tulisan, dan orang yang membacanya mendapat
pahala dari Allah SWT.[4]
Sebagi sumber
ajaran agama islam, al-Qur’an menghadirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan
tasawuf, mulai dari ayat yang berhubungan dengan ajaran yang sangat mendasar dalam tasawuf
sampai kepada ayat yang berhubungan dengan maqamat dan ahwal. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa ayat yang berhubungan dengan ajaran tasawuf.
Firman Allah
SWT dalam surah al-Anfal ayat 17, yaitu
وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى
Artinya: tidaklah engkau yang melempar ketika engkau melempar,
melainkan Allah-lah yang melempar.
Menurut pendapat kaum sufi, ayat ini adalah dasar yang kuat sekali
dalam hidup kerohanian ( tasawuf ). Beberapa soal besar dalam tingkat-tingkat
perjuangan kehidupan dapat disimpulkan dalam ayat ini. Yang melempar bukanlah
Nabi Muhammad, melainkan Tuhan. Gerak dan gerik tidak adalah pada kita,
melainkan dari Allah. Kita bergerak dalam kehidupan ini hanyalah pada lahir
belaka. Tidak ada yang terjadi jika tidak ada izin dari Allah. Seorang hamba
Allah dengan Tuhannya, hanya laksana sebuah Qalam dalam tangan seorang penulis.
Menulis karena digerakan saja. Yang dituliskan tidak lain dari pada kehendak si
penulis.[5]
Selanjutnya, paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, merupakan
ajaran dasar dari tasawuf. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا
لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran. ( al-Baqarah: 186).
Kata da’a yang
terdapat dalam ayat di atas oleh para sufi diartikan bukan berdoa dalam arti
yaang lazim di pakai, melainkan dengan arti berseru atau memanggil. Tuhan
mereka panggil, dan tuhan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka.
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ
وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ
Artinya: Dan
kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah
wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(al-Baqarah: 115 ).
Bagi kaum sufi
ayat ini mengandung arti bahwa di mana saja Tuhan ada, dan dapat di jumpai.[6]
Jika kita baca buku-buku tentang tasawuf, kita akan menemukan
ajaran-ajaran tasawuf yaitu maqamat dan ahwal yang kesemuanya itu berasal dari
al-Qur’an dan hadits. Berikut adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan
ajaran-ajaran tasawuf tersebut.
1.
Tentang
penggemblengan jiwa ( mujahadah nafs),
والذين جاهدوافينا لنهدينهم سبلنا وان الله
لمع المحسنين
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad di
jalan ( mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik (al-ankabut : 69)
وامامن خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى فان
الجنة هي المأو
Dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka
sesungghnya surgalah tempat tinggal ( nya). (al-naziat : 40-41).
2. Tentang maqaam taqwa
ان أكىرمكم عند الله أتقاكم ان الله عليم
خبير
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-hijurat:
13).
3. Maqam zuhud
قل متاع الدنيا قليل والاخرة خير لمن اتقى
ولا تظلملون فتيلا
Katakanlah: kesenangan dunia hanya sebentar
dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun (
an-nisa: 77).
4. Maqam tawakkal
ومن يتوكل على الله فهوحسبه
Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah
, niscya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya (al-hadid: 65).
وعلى الله فليتوكل المؤمنون
Artinya:
dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.( At-taubah
:51).
5. Maqam Syukur
لئن شكرتم لازيدنكم
Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. (Ibrahim :7).
6. Maqam sabar
فاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ
Artinya: Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu
benar ( al-Mu’min: 55).
7. Maqam ridha
رصي الله عنهم ورصوا عنه
Artinya: Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya.(Al-Bayinah:
8).
8. Maqam cinta
ياايهاالذين امنوا من يرتدّمنكم عن دينه فسوف يأتى الله بقوم
يحبهم ويحبنه
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya.
(Al-An’am: 54).
9. Maqam ma’rifat
فوحدا عبدا من عبادنااتيناه رحمة من عندنا
وعلمنه من لدناعلما
Artinya: Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba
Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah
Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (Al-kahfi:65).
10. Tentang
Ahwal
a. Khauf ( takut )
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya: Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya, dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya
dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang
Kami berikan. (sajadah: 16).
b. Raja’
مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ
Artinya: Barangsiapa yang mengharap
pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu,
pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Ankabut:
5).
c. Tuma’ninah
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ *ارْجِعِي إِلَى
رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Artinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya. (al-Fajr: 26-27).[7]
C.
Kesimpulan
Tasawuf adalah
salah satu dari ajaran islam. Inti dari ajaran tasawuf ialah mendekatkan diri
kepada Allah dengan melalui tahapan-tahapan ( ajaran )nya yaitu maqamat dan
ahwal. Ajaran-ajaran tasawuf ini bersumber dari al-Qur’an, Hadits dan
perbuatan-perbuatan sahabat. Selain itu ada juga yang menambakannya dengan
ajaran Pesia, Hindu, Nashrani dan Filsafat Yunani.
Banyak kita
temui ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan ajaran-ajaran tasawuf. Mulai
dari ajaran dasar tasawuf, maupun tingkatan tingkatan yang harus ditempuh oleh
seorang sufi yang kita kenal dengan nama maqamat dan ahwal.
[1]
Ibrahim Hilal, Al-Tasawuf al-Islami
baina al-Din wa al-Falsafah, (Dar Nahdiah al-‘Arabiah: Cairo, 1979), hlm.
1, dikutip dari Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1994), hal. 49.
[2]
Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya,(Jakarta: PT Pustaka Panji
Mas, 1984), Hlm. 36
[3]
Yunasril Ali, Membersihkan Tasawuf dari Syirik, Bid’ah, dan Khurafat, (Jakarta:
PT pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm. 7.
[4]
Yunasril Ali, Pengantar Tasawuf, (Jakarta: PT pedoman Ilmu Jaya, 1987),
hlm.23.
[5] Hamka, Tasawuf,
Perkembangan dan Pemurniannya, hlm. 37.
[6]
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Brrbagai Aspek,jilid II, ( Jakarta:
UI Press, 1979 ), hlm. 72 di kutip dari Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Akhlak/Tasawuf,
(yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005 ). Hlm. 33-34.
[7] Asmaran
As, Pengantar Studi Tasawuf. (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 90-95.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar