20120327

Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Tasawuf



AL-QUR’AN SWBAGAI SALAH SATU DARI SUMBER  TASAWUF

A.       Pendahuluan

Tasawuf adalah satu ajaran dari beberapa ajaran islam. Tasawuf ialah memilih jalan dengan zuhud, menjauhkan diri dari perhiasan hidup dalam segala bentuknya. Tasawuf itu adalah bermacam-macam ibadah, wirid dan lapar, berjaga di waktu malam dengan memperbanyak shalat dan wirid, sehingga lemahlah unsur jasmaniah dalam diri seseorang dan semakin kuatlah unsur rohaniahnya. Tasawuf dengan kata lain menundukan jasmani dan rohani dengan jalan disebutkan di atas sebagai usaha mencapai hakikat kesempurnaan rohani dan mengenal zat Tuhan dengan segala kesempurnaan-Nya.[1]
Apabila kita lihat definisi tasawaf di atas, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa tasawuf itu memiliki tujuan untuk mensucikan jasmani dan rohani dan agar dapat mengenal Allah dengan cara berpuasa, shalat, dzikir dan lain-lain yang semuanya itu adalah ajaran islam dan bersumber dari al-Qur’an dan hadits.
Namun, jika kita baca dan kita dalm berbagai buku tentang tasawuf, kita akan mendapatkan berbagai pendapat tentang sumber Tasawuf. Ada yang mengatakan bahwa sumber tasawuf itu berasal dari ajaran Islam (al-Qur’an, hadit dan perbutan shabat) itu sendiri (faktor internal), ada yang mengatakan bahwa sumbernya berasal dari ajaran Persia, atau Hindu, atau agama Nashrani atau Filsafat Yunani (Faktor eksternal). Dan ada yang berpendapat, sumber Tasawuf itu berasal dari semua itu. Pendapat ini memadukan faktor internal dan faktor ekternal.[2]


B.        Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Tasawuf

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan tentang ayat-ayat al-Qur’an tentang tasawuf, kami akan mengemukakan beberapa definisi al-Qur’an menurut beberapa tokoh:
a.    Menurut Dr. Muhammad Yusuf Musa: al-Qur’an ialah kitab suci yang diturunkan kepada Muhammad SAW  dan disampaikan kepada kita secara mutawatir.
b.    Menurut Mahmud Syaltut: sesungguhnya para ulama telah mengetahui bahwa yang dikataka al-Qur’an ialah lafaz yang berbahasa arab, yang diturunkan kepada Muhammad SAW  dan di sampaikan kepada kita secara mutawatir.
c.    Menurut Tajuddin As-Subki: al-Qur’an ialah lafaz yang diturunkan kepada Muhammad SAW  sebagai mukjizat dan membacanya adalah ibadah.[3]
Sedangkan menurut istilah ahli Syara’ al-Qur’an ialah wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat bagi beliau, wahyu itu diturunkan dalam bahasa arab dan disampaikan kepada masyarakat secara mutawatir, baik dengan lisan maupun tulisan, dan orang yang membacanya mendapat pahala dari Allah SWT.[4]
Sebagi sumber ajaran agama islam, al-Qur’an menghadirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan tasawuf, mulai dari ayat yang berhubungan dengan  ajaran yang sangat mendasar dalam tasawuf sampai kepada ayat yang berhubungan dengan maqamat dan ahwal. Di bawah ini akan diuraikan beberapa ayat yang berhubungan dengan ajaran tasawuf.
Firman Allah SWT dalam surah al-Anfal ayat 17, yaitu

وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى                
Artinya: tidaklah engkau yang melempar ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang melempar.
Menurut pendapat kaum sufi, ayat ini adalah dasar yang kuat sekali dalam hidup kerohanian ( tasawuf ). Beberapa soal besar dalam tingkat-tingkat perjuangan kehidupan dapat disimpulkan dalam ayat ini. Yang melempar bukanlah Nabi Muhammad, melainkan Tuhan. Gerak dan gerik tidak adalah pada kita, melainkan dari Allah. Kita bergerak dalam kehidupan ini hanyalah pada lahir belaka. Tidak ada yang terjadi jika tidak ada izin dari Allah. Seorang hamba Allah dengan Tuhannya, hanya laksana sebuah Qalam dalam tangan seorang penulis. Menulis karena digerakan saja. Yang dituliskan tidak lain dari pada kehendak si penulis.[5]
Selanjutnya, paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, merupakan ajaran dasar dari tasawuf. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ     
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ( al-Baqarah: 186).
 Kata da’a yang terdapat dalam ayat di atas oleh para sufi diartikan bukan berdoa dalam arti yaang lazim di pakai, melainkan dengan arti berseru atau memanggil. Tuhan mereka panggil, dan tuhan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka.


وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah: 115 ).
Bagi kaum sufi ayat ini mengandung arti bahwa di mana saja Tuhan ada, dan dapat di jumpai.[6]
Jika kita baca buku-buku tentang tasawuf, kita akan menemukan ajaran-ajaran tasawuf yaitu maqamat dan ahwal yang kesemuanya itu berasal dari al-Qur’an dan hadits. Berikut adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan ajaran-ajaran tasawuf tersebut.
1.      Tentang penggemblengan jiwa ( mujahadah nafs),

والذين جاهدوافينا لنهدينهم سبلنا وان الله لمع المحسنين

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad di jalan ( mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (al-ankabut : 69)

 وامامن خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى فان الجنة هي المأو
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungghnya surgalah tempat tinggal ( nya). (al-naziat : 40-41).

2.      Tentang maqaam taqwa

ان أكىرمكم عند الله أتقاكم ان الله عليم خبير

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha   Mengenal. (Al-hijurat: 13).

3.      Maqam zuhud

 قل متاع الدنيا قليل والاخرة خير لمن اتقى ولا تظلملون فتيلا

Katakanlah: kesenangan dunia hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, dan kamu  tidak akan dianiaya sedikitpun ( an-nisa:  77).

4.      Maqam tawakkal

ومن يتوكل على الله فهوحسبه

Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah , niscya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya (al-hadid: 65).

وعلى الله فليتوكل المؤمنون
Artinya:  dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.( At-taubah :51).

5.      Maqam Syukur
لئن شكرتم لازيدنكم

Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. (Ibrahim :7).

6.      Maqam sabar
فاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ

Artinya: Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar ( al-Mu’min: 55).

7.      Maqam ridha
رصي الله عنهم ورصوا عنه

Artinya: Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya.(Al-Bayinah: 8).

8.      Maqam cinta

ياايهاالذين امنوا من يرتدّمنكم عن دينه فسوف يأتى الله بقوم يحبهم ويحبنه

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya. (Al-An’am: 54).

9.      Maqam ma’rifat

فوحدا عبدا من عبادنااتيناه رحمة من عندنا وعلمنه من لدناعلما

Artinya: Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (Al-kahfi:65).
10.  Tentang  Ahwal

a.       Khauf ( takut )

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan. (sajadah: 16).

b.      Raja’

مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya: Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Ankabut: 5).

c.       Tuma’ninah

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ   *ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً

Artinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (al-Fajr: 26-27).[7]

C.    Kesimpulan

Tasawuf adalah salah satu dari ajaran islam. Inti dari ajaran tasawuf ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan melalui tahapan-tahapan ( ajaran )nya yaitu maqamat dan ahwal. Ajaran-ajaran tasawuf ini bersumber dari al-Qur’an, Hadits dan perbuatan-perbuatan sahabat. Selain itu ada juga yang menambakannya dengan ajaran Pesia, Hindu, Nashrani dan Filsafat Yunani.
Banyak kita temui ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan ajaran-ajaran tasawuf. Mulai dari ajaran dasar tasawuf, maupun tingkatan tingkatan yang harus ditempuh oleh seorang sufi yang kita kenal dengan nama maqamat dan ahwal.







[1]   Ibrahim Hilal, Al-Tasawuf al-Islami baina al-Din wa al-Falsafah, (Dar Nahdiah al-‘Arabiah: Cairo, 1979), hlm. 1, dikutip dari Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 49.
[2] Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya,(Jakarta: PT Pustaka Panji Mas, 1984), Hlm. 36
[3] Yunasril Ali, Membersihkan Tasawuf dari Syirik, Bid’ah, dan Khurafat, (Jakarta: PT pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm. 7.
[4] Yunasril Ali, Pengantar Tasawuf, (Jakarta: PT pedoman Ilmu Jaya, 1987), hlm.23.
[5] Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, hlm. 37.
[6] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Brrbagai Aspek,jilid II, ( Jakarta: UI Press, 1979 ), hlm. 72 di kutip dari Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Akhlak/Tasawuf, (yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005 ). Hlm. 33-34.
[7] Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf. (jakarta:  PT Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 90-95.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar